AGRITANI – Bercocok tanam jagung manis di musim hujan memberikan tantangan tersendiri, terutama terkait intensitas serangan penyakit yang cenderung meningkat. Terlebih yang dipicu oleh infeksi bakteri dan jamur.
Penyakit busuk batang yang dipicu infeksi bakteri Erwinia chrysanthemi (saat ini bernama latin Dickeya dadantii) itu memang menjadi salah satu OPT utama pada tanaman jagung manis. Tingkat kerugian yang ditimbulkannya bisa mencapai 65% pada varietas yang rentan.
Tanaman jagung manis yang terserang busuk batang akan tiba-tiba rebah. Pasalnya, pada bagian pangkal batang yang terinfeksi bakteri menjadi lunak, berlendir, dan berwarna coklat sampai coklat tua. Sementara jaringan tanaman yang terinfeksi akan berbau busuk. Ciri khas penyakit ini adalah bagian batang yang melunak akan terpuntir.
Bakteri tersebut menginfeksi tanaman jagung melalui stomata atau luka yang ada pada daun dan batang. Selain itu, Dickeya dadantii juga dapat ditularkan melalui benih dari tanaman yang telah terinfeksi.
Sedangkan untuk penyakit busuk pelepah yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani, gejalanya dimulai dari bagian tanaman jagung manis yang paling dekat dengan permukaan tanah.
Seiring waktu, gejala serangan yang berupa bercak berwarna putih keabu-abuan itu akan menjalar ke bagian atas tanaman. Pada varietas yang rentan, bercak tersebut bisa mencapai tongkol dan pucuk tanaman.
Pada tingkat serangan lebih lanjut, bercak tersebut akan meluas dan seringkali diikuti oleh pembentukan sklerotium secara tidak beraturan, berwarna putih, kemudian berubah menjadi coklat.
Antisipasi sejak dini
Antisipasi sejak dini. Itulah langkah awal yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi serangan OPT. âPemilihan varietas adalah langkah awal yang sangat menentukan. Pilihlah varietas yang tahan terhadap serangan bakteri dan jamur, misalnya varietas ‘Golden Boy’.
Di samping itu, sebaiknya petani juga melakukan monitoring perkembangan hama dan penyakit, serta melakukan pengendalian sedini mungkin.
Kenali permasalahan OPT utama di area yang akan ditanami, beri perlakuan tambahan jika diperlukan.
Misalnya dapat dengan penerapan sistem budidaya tanaman yang sehat, yang diintegrasikan dalam teknologi pengelolaan hama dan penyakit tanaman secara terpadu akan memberikan hasil yang lebih baik.
Sementara untuk pengendalian secara kimiawi, penggunaan pestisida yang tepat dan bijaksana bisa menjadi alternatif solusi yang baik.
âUntuk mengantisipasi busuk batang Erwinia chrysanthemi bisa menggunakan fungisida Copcide 77WP yang berbahan aktif tembaga hidroksida yang juga bersifat sebagai bakterisida.
Sementara untuk Rhizoctonia solani bisa menggunakan fungisida RecorPlus 300EC yang berbahan aktif difenokonazol dan propikonazol.â
Referensi : [KEMENTAN] Menteri Pertanian. 2011. Peraturan MenteriPertanian Nomor 93/Permentan/OT.140/12/2011 tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina. Jakarta (ID): Kementan.
Terakhir disunting : 1 month yang lalu..